Sabtu, 24 Mei 2008

Ir Cahyo Brahmanto, Ketua Pelaksana Program SDM dan Posdaya LP2M Universitas Tulung Agung, JawaTimur
Program Posdaya Tumbuhkan Tunas Baru Masyarakat Peduli

Laporan: Hari Dalam mengatasi persoalan kemiskinan yang masih cukup tinggi, pemerintah tidak bisa melakukan upaya pengatasannya secara sendiri. Persoalan kemiskinan menjadi perhatian bersama, termasuk Yayasaan Damandiri sebagai bagian dari masyarakat. Melalui program pemberdayaan masyarakat di pedesaan, khususnya dalam lingkungan dusun maupun rukun warga, Yayasan Damandiri memberi label programnya itu dengan nama Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga).

“Kami menyambut baik dan langsung melaksanakan program Posdaya ini, bahkan kini sudah mampu menumbuhkan tunas-tunas kepedulian masyarakat yang beruntung secara ekonomi untuk berbagi kepada masyarakat lainnya yang kurang beruntung,” ujar Ketua Pelaksana Program SDM dan Posdaya LP2M (Lembaga Pengabdian Pemberdayaan Masyarakat) Universitas TulungAgung, Jawa Timur, Ir Cahyo Brahmanto.
Program Posdaya ini, lanjut dia, bukan saja merupakan satu inovasi program pemberdayaan yang bagus, tapi juga sangat tepat menjadi satu prograam terobosan sekaligus pilihaan untuk mengentaskan kemiskinan di daerah, termasuk daerah terpencil. Apalagi hingga kini, katanya, upaya pengentasan kemiskinaan belum menghasilkan hasil yang signifikan.
Cahyo menilai, Posdaya sebagai bentuk pengabdian masyarakat dari Yayasan Damandiri sangat sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi. Karena Tri Darma Perguruan Tinggi, kata dia, meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. “Posdaya ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kita. Jadi, Posdaya dari Damandiri ini sangat tepat dan tidak keliru bekerjasama dengan perguruan tinggi,” tegas Cahyo
Dalam pelaksanaan Posdaya, LPM tempatnya bernaung mendapat support dari almamaternya yang sudah berhasil berkarya dalam bisnis kontraktor pembangunan rumah atau gedung. Salah satunya bernama Agus Haryanto, yang telah turut mewarnai kegiatan Posdaya yang dibinanya.
Dalam pengembangan dan penguatan Posdaya di Kelurahan Kampung Dalem, Kecamatan Tulung Agung, kehadiran Agus Haryanto, kata Cahyo yang lulusan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang ini pun berandil besar. “Ia secara sadar ikut ambil bagian dalam Posdaya ini, sehingga mampu memotivasi masyarakat yang kurang beruntung lainnya bangkit dan mencoba membangun kemandiriannya,” terang lelaki kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 30 Januari 1961
Selain sosok Agus, ujar dia, banyak pula sosok lain yang terlibat langsung dalam Posdaya bersama masyarakat. Seperti, tokoh masyarakat hingga bidan desa yang rutin memberi pencerahan wawasan pengetahuan kesehatan masyaarakat dan keberssihan lingkungan.
“Kami juga memberi dukungan dana bergulir kepada para calon pengusaha kecil asal keluarga kuranga mampu. Memang dana bergulir tersebut nominalnya tidak besar, tapi sangat dibutuhkan mereka untuk “belajar” memulai mengembangakan usaha produktifnya,” terang bapak dua anak yang mengawali perjalanan hidupnya selepas kuliah “berpetualang”menjadi pekerja perkebunan di beberapa daerah sebelum akhirnya memutuskan mengembangkan jasa pariwisata di kota gudeg Yogyakarta selama 8 tahun.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tulung Agung ini menjelaskan, para pemanfaat dana bergulir sebesar Rp 100 ribu untuk setiap calon pengusaha kecil baru, terlebih dulu diberi berbagai arahan dan bekal manajamen singkat, sebelum terjun langsung ke arena bisnis kecil, meski baru kelas kampung.
“Kami sangat diuntungkan dengan adanya Posdaya ini, selain menjadi lebih dikenal masyarakat, tapi juga pengabdian kita membuahkan hasil,” ujarnya, seraya menambahkan bila kegiatan Posdaya ini mendapat respon postif dari Pemerintah Kabupaten Tulung Agung.
Sebagai pihak yang sering melakukan kerja sama dengan berbagai pihak dalam program pemberdayaan masyarakat, Cahyo menilai pengembangan “kemitraan” antara LPM dengan pemerintah daerah, utamanya BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat), sebetulnya baik tapi perluterlebih dahulu menyatukan visi. “Ini penting, apalagi dalam mengentaskan kemiskinan masyarakat. Jangan sampai kita sendiri-sendiri. Kemudian yang terpenting lagi dalam mengentaskan keimiskinan itu jangan memaksakan program kita. Tapi kita gali aspirasi masyarakat, setelah itu baru kita susun programnya,” papar mantan pengusaha jasa di bidang pariwisata ini.
Selama ini, LPM Universitas Tulung Agung, ucap Cahyo, sudah sering melakukan kerja sama dengan pemda, seperti Bappeda (Badan Perancangan Pembangunan Daerah). Pihaknya juga sudah dilibatkan dalam program P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan), maupun program paket lainnya.
“Kami sangat mendukung setiap kegiatan yang bertujuan mengentaskan kemiskinaan, maupun program prorakyat lainnya, termasuk Posdaya yang telah mampu menumbuhkan tunas-tunas baru masyarakat peduli,” pungkas Cahyo. HAR

Tidak ada komentar: